ILMU SOSIAL DASAR 2
DISKRIMINASI AGAMA DI INDONESIA
Beragam kasus intoleransi berbasis agama di masyarakat disebut lembaga yang bergerak dalam hak asasi manusia, setara Institute, marak karena pemerintah tidak sigap menanggulangi potensi konflik.
Kesepakatan komunal menolak seseorang tinggal di daerah tertentu atas dasar agama, seperti yang terjadi terhadap seorang non-Muslim di Yogyakarta, hal ini dinilai bisa dicegah jika pemerintah konsisten mewujudkan asas kebhinekaan.
Di sisi lain, pemerintah mengklaim memiliki prosedur pengawasan konflik sektarian, walau tak ada sanksi untuk pejabat yang lalai memelihara persatuan masyarakat.
"Ada aturan untuk memastikan kehidupan bernegara berjalan baik. Kan juga ada forum kerukunan umat beragama," kata Syarmadani, Direktur Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya Kementerian Dalam Negeri.
"Tidak boleh ada pelarangan sepihak seperti di Bantul," kata Syarmadani.
"Tapi sementara ini kami hanya bisa mengingatkan. Pendekatan kami tidak dalam konsep reward and punishment (penghargaan dan sanksi)," tuturnya saat dihubungi, Rabu (03/04).
Awal pekan ini terungkap kesepakatan antarwarga di Dusun Karet, Pleret, Bantul, Yogyakarta, untuk menolak penduduk non-Muslim tinggal di desa mereka.
Kepala Dukuh Karet, Iswanto, mengaku mengetahui keberadaan aturan itu telah berlaku sejak tahun 2015.
Belakangan ia membatalkan kesepakatan itu karena seorang warga bernama Slamet Jurniarto yang beragama Katolik mempersoalkannya. Slamet tak diizinkan warga Karet menetap di dusun itu karena tak memeluk Islam.
"Peraturan yang dulu dibuat, karena permasalahan ini, sudah ditarik dan dibekukan mulai hari ini," kata Iswanto seperti dilaporkan wartawan di Yogyakarta, Furqon Ulya Himawan.
"Karena melanggar undang-undang dasar, kami sepakat mencabut. Dulu aturan ini dibuat bersama-sama, sekitar 30 orang dari tokoh agama dan perwakilan warga," kata Iswanto.
Opini saya :
Menurut saya, diskriminasi ini merupakan hal yang melanggar hakikat sebagai sesama manusia. Bahkan dalam setiap ajaran agama baik Islam, Kristen, Hindu, Budha, ataupun agama yang lainnya telah mengajarkan untuk bertoleransi dalam setiap agama yang berbeda.
Yang menganut agama mayoritas belum tentu orang yang paling baik, paling suci, ataupun paling tidak bersalah.
Begitu juga sebaliknya, yang menganut agama minoritas belum tentu orang yang paling jahat, paling berdosa, ataupun orang yang buruk.
Agama merupakan kepercayaan setiap orang yang berbeda - beda. Setiap agama itu baik bagi setiap penganutnya. Jadi kita hanya bisa menerima perbedaan tersebut dan saling manghargai satu sama lain.
Solusi :
Agar diskriminasi ini tidak terus berlanjut, kita harus:
- Menanamkan sikap toleransi dalam diri sendiri.
- Menghargai dan menghormati setiap perbedaan.
- Berbicara yang baik dengan siapapun lawan bicara kita.
- Menghargai hak pribadi orang lain.
- Tidak menggunjing ataupun menyinggung tentang perbedaan kita, baik tentang suku, ras, agama, dan sebagainya.
Referensi :
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47801818
https://indomaritim.id/cara-menumbuhkan-sikap-toleransi-dalam-kehidupan/
Komentar
Posting Komentar